Catatan Kuliah S3

  

CATATAN KULIAH S3 DI IBNU KHALDUN BOGOR

OLEH : DR. TAUFIK ABDILLAH SYUKUR, MA

2011 - 2013

 

1.       Pendidikan : upaya/ usaha sadar dan terencana, Maka dari itu guru bukan berbicara hasil tetapi berbicara proses

2.       Mendidik itu seperti bertani

3.       Benyamin s blom: pada dasarnya semua orang itu bisa, tetapi untuk mencapai itu tidak semua orang sama.

4.       Tumbuhkan  sikap “KEPRIHATINAN” terhadap siswa

5.       Masalah pendidikan dindonesia adalah akhlak, pembentukan akhlak dengan motivasi, tauladan dan pembiasaan, bukan hanya sebatas metode ceramah (maka dari itu kenapa hadits Nabi ringkas-ringkas)

6.       “Malaysia maju” karena malaysia selama 30 tahun fokus di bidang sains dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi

7.       Di Indonesia : pengaruh kebijakan yang selalu berubah-ubah

8.       Dunia pendidikan selalu tertinggal dengan dunia industri

9.       Fokus pada “Standar Proses”

10.   Standar proses untuk satuan pendidikan dasar mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses pembelajaran.

11.   Ikhlas  adalah : Semua kegiatan harus dipandang sebagai  ibadah, Semua kegiatan karena diperintah Allah, Tujuannya semata mata mencari ridho Allah, Hasilnya berserah diri hanya kepada Allah.

12.   Ikhlas harus Sabar...jadi Sabar itu harus ikhlas dulu...

13.   Esensi silatrurahmi adalah “menyenangkan orang lain”

14.   Kenapa banyak yang sholat tapi banyak yang maksiat...karena guru masih mengajarkan pengetahuan sholat...bukau nilai-nilai sholat. Kalau yang di ajarkan hanya pengetahuan sholat maka yang dilahirkan hanya tukang-tukang sholat bukan ahli-ahli sholat.

15.   Kebiasaan kebiasaan yang buruk bisa dirubah dengan tiga hal : (perubahan budaya): Adanya komitmen (niat), Melalui pendidikan , Kepedulian atasan

16.    “Nilai” tidak diajarkan tetapi diinternalisasikan, diwariskan, dibimbing, dibinakan, diarahkan, dituntunkan,  dibiasakan

17.   Nama lain dari karakter: Norma/budi pekerti/tata krama/ sopan santun/ adat istiadat /etika/ nilai/ tingkah laku/ moral/ kepribadian/ akhlak/ watak/ karakter/ adab/ susila/tabiat/ bawaan/ tempramen

18.   Dari jumlah nama lain karakter ini pasti ada perbedaan dan persamaannya!? Kesamaannya adalah berbicara baik dan buruk, semuanya bercirita tentang prilaku/sifat manusia, adapun perbedaannya adalah sumbernya. Kalau akhlak itu sumbernya al-Qur’an dan sunnah.

19.   pendidikan islami, teorinya diambil dari al-qur’an al-hadits tetapi kalau pendidikan sekuler diambil dari rasio.

20.   tugas pendidikan adalah membantu manusia menjadi manusia.

21.   sebelum mengajar berarti gurunya dilatih dulu agar menjadi manusia

22.   pendidikan gagal karena arah penddikan tidak focus untuk menjadikan manusia

23.   tau shalat, mau shalat dan bisa shalat.

24.   membantu itu, karena kita mengetahui bahwa anak didik kita punya potensi.

25.   kata ‘membantu’ tidak memastikan hasil’

26.   makanya kalau merumuskan itu jangan ‘mencetak’ karena mencetak itu genteng. mencetak secara filsafat kurang pas. karena setiap orang berbeda potensi dan kemampuannya.

27.   disamping membantu adalah “keprihatian”.  ‘keprihatian’ ini harus ditanamkan di guru dan da’I .

28.   menurut Simoy keberhasilan seseorang tergantung IQ nya kemudian dibantah oleh gulaeman bahwa seseorang berhasil itu harus mempunyai Emotional intelejent yang tinggi makanya digagasla (EI), karena catatan dia orang yang IQ nya tingga banyak yang tidak berhasil pula

29.   peningkatan EQ itu yang terbaik adalah dengan pendidikan agama (akhlak----sufistik)

30.   perubahan itu paling efektif melalui pendidikan

31.   Zaman itu ada zaman batu, perunggu, roda, digital. diindonesia masih ada empat jaman itu, makanya sulit maju.

32.   guru ideal yang utama adalah Nabi karena ia manusia, ada yang lebih ideal, adalah Allah, tetapi Allah sulit dipelajari.

33.   ketika nabi masih hidup saja sulit untuk menjadikannya sebagai guru. karena nabi itu dilindungi oleh Allah, punya mu’jizat, dll, dan hal ini yang mengiring prof. ahmad tafsir memiliki mursyid. (yaitu abah anom)

34.   mata kuliah “pendidikan karakter guru” seperti ada “pendidikan karakter pembisnis” dan ini bisa meluas seprti “pendidikan karakter da’I”

35.   syarat, tugas, sifat guru dapat di baca di buku ilmu pendidikan dalam perspektif Islam

36.   syarat guru : sayang kepada muridnya seperti sayang kepada anaknya, kalau dibarat yang pertama adalah keahlian, menurut konsep barat, kemudian tidak cacat fisik seperti buta (konsep barat)

37.   yang dimaksud sayang kepada muridnya adalah “prihatin”

38.   di dalam islam konsep guru ke murid adalah pembentukan kepribadian

39.   Ikhlas : datang dan pergi... sama, dipuji dihina...sama

40.   Ujung shadaqah di sorot dari tasawuf : bahwa datang dan perginya sama. Lan tanalulbirra hatta tunfiqu mimma tuhibbun...(datang dan perginya sama)

41.   Sholat : dipuji dan dihina sama. Menghilangkan kesombongan.

42.   Jadi dalam berdakwah harus yakin, (kebenaran a priori). Tdak boleh ada “barangkali atau mungkin”. Karena bagaimana kalau pendakwahnya tidak yakin...pasti pendengarnya juga tidak yakin

43.   Pengantar filsafat setelah itu filsafat ilmu setelah itu filsafat ilmu pendidikan setelah itu baru pelajari ilmu pendidikan

44.   sumber kesehatan) beda dengan khabar, berita (nama saya ahmad tafsir, atau pergi kebandung 2,5 jam)

45.   Dalam pendidikan karakter disebutkan 1 teladan lebih baik dari seribu ucapan As-sukut adzdzahab

46.   Iman tidak bisa dicapai dengan metode ilmiah

47.   Teori itu gunanya untuk membaca fenomena

48.   Metode ilmiah hanya berlaku pada bidang sains tidak dalam kajian filsafat

49.   Datang dan perginya materi sama (ini baru imannya kuat/ sufi), melatihnya dengan shadaqah, zakat, infak

50.   Mengapa pendidikan?  a) pendidikan sebagai asas kebangkitan peradaban, b) problem utama umat Islam, c) tanggung jawab orang tua.

51.   Ciri perabadan yang bangkit : 1) haus ilmu dan 2) haus pengorbanan à ini adalah karakter para sahabat di Madinah.

52.   Seseorang yang mempunyai visi besar pasti dia akan meninggalkan peradaban, seperti peradaban Islam.

53.   Peradaban bukan hanya kekuasaan tetapi keilmuan yang tinggi, sehingga jika kalau kita ingin membangun sebuah perdaban, maka harus melahirkan manusia-manusia unggul.

54.   Kalau kebanggaan sudah hilang maka peradaban tidak akan bangkit.

55.   Jangan mengganggap bahwa setiap yang kita kerjakan kecil. Seperti mengajari al-Qur’an, karena itu salaah satu bagiaan dari membangun peradaaban.

56.   Ilmu saat ini tidak mengajarkan kebahagiaan lagi tetapi mengajarkan keserakahan, bahkan ilmu agama saat ini tidak melahirkan keyakinan.

57.   Husni tamrin : jangan mikirkan diri sendiri, mikirkan umat, nanti diri kamu ada yang mikirin ... in tansurullah yansurkum ..

58.   Dari sini saya tertarik untuk mengkajinya, disamping untuk memperkaya disertasi saya tentang metodologi pembelajaran, yang memang banyak saya temukan pada metode amtsilati ini metode pembelajaran yang kreatif, memang terkesan tradisional seperti sorogan dan bandongan tetapi menurut penulis masih bisa diaplikasikan pada pembelajaran kontemporer bahkan bisa diterapkan pada bidang studi matematika atau IPA.

59.   Kata rasul: memdidik itu seperti bertani. Nativisme: pupuk, empirisme : lahannya subur, apakah setelah itu hasilnya jadi bagus. Dalam islam belum tentu...semuanya karena Allah. “am antum tazraunaha”

60.   Fadlurahman : islamisasi ilmu itu tidak perlu, yang perlu itu adalah orangnya yang diislamisasi

61.   Murid kesayangan mahmud yunus yaitu ahmad zarkasi gontor

62.   Qurasy : pendidikan di indonesia masih memakai baju orang

63.   Pendidikan nasional tetapi spirit nasional sudah tidak ada lagi. Karena dulu ki hajar dewantara, membuat sekolah agar anak cinta kepada negara

64.   Penyebab kualitas bangsa rendah : pendidikan yang belum merata, belum terciptanya masyarakat belajar, pendidikan agama belum berhasil, belum pendidikan seumur hidup

65.   Standar isi, proses, pendidik dan ketenaga pendidikan, kompetensi lulusan, sarana prasarana, pengelolaan, pembiayaan

66.   Religius velius (agama sebagai pegangan hidup) makin diminati. Malah saat ini berkembang dengan istilah tasawuf kota (aa gym, arifin ilham, haryono), dan agama di ekplor dengan sebuah ideologi, seperti MMI (majelis mujahidin Indonesia), hizbutahrir, Aswaja, P3M, dan ada kelompok liberal, JIL misalnya.     

67.   Peran kyai juga berkurang. Tidak seprti dulu.

68.   Intinya : kaum beragama dihadapi tantangan yang banyak, dan dituntut berinovasi

69.   Karakter santri seharusnya kuat dalam ubudiyah

70.   Akreditasi jangan terlalu menginterfensi ke standar proses

71.   jika belajar ingin berhasil maka guru harus melibatkan emosinya agar terkenang di murid, maka jgn malu untuk mengajar dg seluruh tubuh.

72.   kenapa qur’an bergaya puisi….bercerita yang diulang ulang, makanya alqur’an itu menarik

73.   melibatkan pembelajaran dengan emosi di dalam kelas

74.   harus ada pembelajaran pengembangan emosi?

75.   tanpa emosi kita tidak bisa membuat keputusan

76.   Jangan belajar melulu dengan verbal, karena banyak yang hilang. harus pakai warna atau gambar karena sulit hilang. makanya gambar pornografi itu bahaya, karena sulit hilang dari pemikiran anak-anak

77.   sholat malam pemicu untuk memotivasi otak dalm pembelajaran’

78.   mengapa sholat itu harus mutmainnah?

79.   pembentukan perilaku itu harus lama, sehingga terbentuk

80.   strategi dan metodologi pembelajaran tujuannya adalah proses pengaktifan murid.

81.   kita harus menguasai model, tapi tidak semua model bisa diajarkan pada setiap saat

82.   saya mendorong penelitian kualaitati, karena kita akan melihat kenyataan empiris sehingga bisa mengembangkan model model lain]

83.   kenapa guru tidak pernah beranjak dari metode ceramah atau transfer ilmu, karena ada racun yang namanya ujian nasional

84.   STAD, CTL, servis learning, cooperative learning, Quantum Teaching, active learning, effective teaching, Accelerated Learning, FUN LEARNING, QUANTUM LEARNING, DISCOVERY LEARNING, INTEGRATED LEARNING, KONTEKSTUAL LEARNING, UP TO YOU LEARNING, model pendekatan pembelajaran terpadu, E-Learning, Model Pembelajaran Alternatif, CIRC, TEORI BELAJAR KOGNITIF, Brain-Based Teaching,

85.   kerja kelompok jangan berharap materi selesai, pasti tidak selesai. yang penting dari model ini adalah prosesnya, sekarang untuk materi sudah ada semua di internet.

86.   kalau materi itu tidak perlu dipikirkan tetapi bagaimana murid itu mengalami metode pembelajaran/ proses

87.   Kalau materi banyak yang terlambat, gampang saja , kasih saja PR, tugas, dll, tetapi dengan cara ini, tumbuh tidak solidaritasnya, sosialnya, akhlaknya, ketekunannya.

88.   fun learning ada disemua metodologi pembelajaran

89.   dan kata kunci “fun learning” adalah keterlibatan siswa  (TERLIBAT)

90.   suasananya tidak formal sehingga “menyenangkan”

91.   sehingga guru dan murid dalam posisi yang sama

92.   guru itu harus jadi entertainer, motivator, propokator

93.   kalau nguap anak ikut nguap, kalau tegang anak tegang, kalau senang anak senang.

94.   Tidak ada metodologi pembelajaran yang bisa melayani semua siswa, keberagaman itu amat penting

95.    ‘keberagaman metodologi’ itu harus

96.      gurulah akhirnya yang tetap mengolah metodologi itu.

97.      keteladanan pertama adalah jangan telat ketika mengajar. kalau telat sekali besok maka siswa akan mencap besok guru telat.

98.      tunjukkan anda lebih dari sekedar dosen agama, dan mahasiswa harus menyangka bahwa dosennya adalah dosen yang selalu belajar.

99.      keberhasilan dikelas bukan hanya dikelas itu saja, tetapi untuk selanjutnya.

100.  Mutu itu tergantung leader.

101.   (1) karena pengaruh kebijakan yang selalu berubah-ubah [manajemen],

102.  Jaman fuad hasan ke humainora, bambang sudibyo ke akutansi dan afesiensi, nuh –elektro, bukan berbasis kepada needs (kebutuhan)

103.  Tidak ada pendidikan karakter tiba-tiba.

104.  Saat ini; Polisi masuk sekolah, guru masuk penjara, kalau anak tidak diluluskan gurunya dibacok sama ortunya

105.  Pendidikan itu makin tinggi makin arif, bijaksana (memberikan solusi, tidak selalu dengan memberikan hukuman hukuman yang keras, memahami , merasakan kepada orang lain)

106.  Amal shalih adalah produk dari ilmu seharusnya

107.  Pendidikan karakter itukan pendidikan moral, yang dapat melahirkan akhlakulkarimah atau amal shalih kan seharusnya.

108.  Pendidikan berbasis kepada ketauhidan....ini ada sejak zaman sahabat...bukan pendidikan berbasis keterampilan dulu

109.  Mutu : “quality commitment, quality first, CQI” (maksudnya: mutu sangat tergantung kepada komitmen, niat)continius Quality , peningkatan kualitas yang berkelanjutan (terus menerus), Didalam islam sudah ada niat, dan istiqomah.)

110.  Bedakan evaluasi dan pengujian, kalau nguji harus guru tapi kalau evaluasi boleh sekolah boleh negara

111.  Dunia pendidikan selalu tertinggal dengan dunia industri, kenapa? Karena dunia pendidikan tidak ada evaluasi lulusan, apakah dia terpakai atau tidak setelah lulus, (yang penting lulus) beda dengan dunia industri, makanya lahir TQM yang berasal dari dunia industri

112.  Falsafah cina : (saolin) hormat sama guru, kemudian basic education itu paling utama, karena kalau dasarnya kuat maka kesana akan kuat, pendidikan keatas hanyalah pendidikan lanjutan.

113.  Kalau kurikulum sama semua sekolah yang membedakan adalah standar proses

114.  Guru itu harus menguasai  (kompetensi guru) yaitu: 1. Penguasaan materi, 2. Penguasaan metodologi (strategi belajar mengajar) (model of teaching, model pembelajaran), 3. Evaluasi (harus menguasai prinsip dan cara evaluasi), 4. Mengatasi kesulitan belajar (setiap bidang studi berbeda beda kesulitan dan pendekatannya)

115.  Kepala sekolah = manajer skill dan guru = learning skill

116.  Yang menjadikan sekolah unggul bukan kurikulumnya tetapi diprosesnya (gurunya)

117.  Standar proses menjadi utama (fokus di standar proses) akan menjadi sekolah unggul

118.  Tidak fokus = tidak bermutu

119.  Mutu itu tergantung leadernya...makanya hati-hati memilih leader

120.  Semakin tinggi anggaran semakin tinggi mutu pelayanan, tetapi dalam konsep islam tidak langsung dihubungkan dengan anggaran dulu tetapi dikaitkan dengan komitmen dulu. Kalau komitmen tinggi insyaallah allah yang bayar dan ganti.

121.  Strategi pelatihan harus 80% peserta yang aktif  bukan narasumbernya.

122.  Mutu itu dimulai dari nawaitu dan konsep. Jika niat dan konsep salah maka kesananya salah.

123.  Penghambat TQM Niat (salah) Konsep (salah)

124.  Mutu harus merupakan kebijakan pemerintah dan keinginan masyarakat. Bukan hanya sebatas guru dan kepala sekolah saja, harus ada gerakan nasional mutu pendidikan

125.  Arti Pendidikan ada 3 : pengembangaan mengenai ... 1. Berhubungan dengan knowledge 2. Berhubungan dengan caracter (kepribadian) Karakter dibangun oleh tiga hal : Moral, spiritual, ilmu (moral itu kepatutan, kepantesan), 3. Berhubungan dengan skil

126.  Yang dikhawatirnya pendidikan karakter saat ini hanya menjadi knowledge....  

127.  Mutu itu ujungnya adalah kesejahteraan, dalam kontekts umat islam kesejahteraan duniawi dan ukrowi

128.   “Jadilah semua rumah itu perguruan dan jadilah semua orang itu guru”

129.  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, maka guru ketika berbicara pendidikan banyaklah berbicara proses bukan hasil. Standar proses untuk satuan pendidikan dasar mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan proses pembelajaran.

130.  Kurikulum mungkin sama dengan sekolah lain, yang membedakan adalah standar prosesnya. Maka fokus pada standar proses jika menginginkan sekolah unggul. Guru harus menguasai materi, metode, evaluasi dan cara mengatasi kesulitan belajar. Jika dilaksanakan pelatihan guru maka peserta harus lebih aktif dari pada nara sumbernya.

131.  Tugas pendidikan adalah membantu manusia menjadi manusia. Banyak pendidikan gagal karena tidak fokus pada hal ini. Membantu, karena guru mengetahui bahwa setiap siswa mempunyai potensi dan kemampuan. Kata ‘membantu’ tidak memastikan hasil. Guru ketika merumuskan tujuan jangan mempergunakan kalimat ‘mencetak siswa,’ karena hal itu sama nantinya dengan ‘mencetak genteng.’ Karena setiap siswa mempunyai potesi diatas. Di samping ‘membantu’, seorang guru harus tanamkan rasa keprihatinan kepada siswa, dengan rasa ini akan timbul kasih sayang kepada mereka.

132.  Masalah pendidikan di Indonesia adalah kebijakan pendidikan yang selalu berubah-rubah. Malaysia bisa maju karena fokus di bidang sains selama 30 tahun dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

133.  Pembentukan karakter harus dengan motivasi, teladan dan pembiasaan, bukan hanya sebatas metode ceramah yang panjang lebar, hadits Nabi saja singkat dan ringkas.  Karena dalam pendidikan karakter satu teladan itu lebih baik daripada seribu ucapan.

134.  Kenapa banyak orang yang melakukan shalat tetapi ma’siat jalan terus. Karena guru masih mengajarkan pengetahuan shalat bukan nilai shalat. Makanya banyak yang menjadi tukang shalat bukan ahli shalat. Seorang guru harus mengajarkan bagaimana siswa tau shalat, mau shalat dan bisa shalat.

135.  ‘Nilai’ itu tidak hanya diajarkan tetapi diinternalisasikan, diwariskan, dibimbing, dibinakan, diarahkan, dituntunkan dan dibiasakan. Esensi dari silaturahmi adalah menyenangkan orang lain.

136.  Persamaan karakter dengan akhlak adalah berbicara tentang baik dan buruk, dan berbicara tentang perilaku atau sifat manusia. Perbedaannya adalah pada sumber. Sumber akhlak adalah al-Qur’an dan Sunnah.

137.  Semula keberhasilan seseorang tergantung IQ-nya kemudian terbantahkan bahwa seseorang berhasil itu harus mempunyai Emotional Intelejent yang tinggi makanya digagasla (EI), karena menurut penelitian orang yang IQ-nya tinggi banyak yang tidak berhasil pula. Peningkatan EI yang terbaik adalah dengan pendidikan agama, akhlak dan sufistik.

138.  Guru ideal yang utama adalah Nabi karena ia manusia, ada yang lebih ideal, yaitu Allah Swt, tetapi Allah sulit dipelajari. Ketika Nabi masih hidup saja sulit untuk menjadikannya sebagai guru. karena Nabi itu dilindungi oleh Allah, punya mu’jizat, dll. Hal ini sebagian masyarakat mengangkat mursyid untuk dijadikannya sebagai guru ideal.

139.  Karena guru di jadikan teladan bagi siswanya maka perlu mata kuliah pendidikan karakter guru. Dalam mendidik seorang guru harus yakin tidak boleh menggunakan barangkali atau mungkin. Kalau guru tidak yakin maka siswa pun tidak yakin.

140.  Seorang guru itu harus ikhlas, yaitu datang dan pergi sama, dipuji dan dihina sama. Maka melatihnya dengan memperbanyak shadaqah dan zakat.

141.  Peradaban itu bukan hanya kekuasaan tetapi juga keilmuan yang tinggi. Jika kita hendak membangun suatu peradaban maka harus menciptakan terlebih dahulu manusia-manusia yang unggul. Jangan menganggap remeh dengan suatu pekerjaan yang kecil seperti mengajari al-Qur’an, karena itu salah satu bagian dari membangun peradaban.

142.  Ilmu saat ini tidak mengajarkan kebahagiaan lagi tetapi mengajarkan keserakahan, bahkan ilmu agama saat ini tidak melahirkan keyakinan.

143.  Jangan memikirkan diri sendiri, coba pikirkan orang lain, pikirkan ummat nanti kamu ada yang memikirkan. in tansurullah yansurkum.

144.  Kalau di dalam Islam mendidik itu seperti bertani. Tetapi ketika diberi pupuk yang baik di lahan yang subur, akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Di dalam Islam benlum tentu, karena ada campur tangan Allah di dalamnya. Am antum tazraunaha.

145.  Islamisasi ilmu itu tidak perlu, yang perlu diislamisasi adalah orangnya.

146.  Ki Hajar Dewantara dahulu mendirikan sekolah agar siswa cinta kepada negaranya. Spirit seperti ini sudah jarang di temukan. Bahkan pendidikan di indonesia banyak yang memakai baju orang dalam arti memakai gaya negara lain.

147.  Penyebab kualitas bangsa rendah : pendidikan yang belum merata, belum terciptanya masyarakat belajar, pendidikan agama belum berhasil, belum pendidikan seumur hidup

148.  Religius velius (agama sebagai pegangan hidup) makin diminati. Malah saat ini berkembang dengan istilah tasawuf kota (aa gym, arifin ilham, haryono), dan agama di ekplor dengan sebuah ideologi, seperti MMI (majelis mujahidin Indonesia), hizbutahrir, Aswaja, P3M, dan ada kelompok liberal, JIL misalnya.

149.  Dengan banyaknya tontonan dakwah di televisi membuat peran kyai berkurang tidak seperti dulu.    

150.  Maka dari itu, kaum beragama dituntu berinovas dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.

151.  Seharusnya karakter santri kuat dalam hal ubudiyah.

152.  Akreditasi jangan terlalu menginterfensi ke standar proses

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Islamic Worldview